Kamis, 17 Desember 2009

OBJEK WISATA

BATUTUMONGA

Berlokasi di daerah Sesean yang beriklim dingin, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini terdapat 56 menhir batu dalam sebuah lingkaran dengan lima pohon kayu ditengahnya. Kebanyakan dari batu menhir itu berukuran dua sampai tiga meter tingginya. Pemandangan yang sangat mempesona di atas Rantepao dan lembah disekitarnya, dapat dilihat dari tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.

BORI

Obyek wisata utama adalah rante (tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan buah menhir / megalit), dalam bahasa Toraja disebut simbuang batu. Seratus dua batu menhir yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54 buah ukuran kecil. Ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama. Penyebab perbedaan adalah situasi dan kondisi pada saat pembuatan / pengambilan batu, misalnya; masalah waktu, kemampuan biaya dan situasi pada masa kemasyarakatan. Megalit / simbuang batu hanya diadakan bila seorang pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya dilaksanakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor). Pada tahun 1657 Rante Kalimbuang mulai digunakan pada upacara Pemakaman Ne’Ramba’ dimana 100 ekor kerbau dikorbankan dan didirikan dua simbuang batu.

Selanjutnya pada tahun 1807 pada acara pemakaman Tonapa Ne’Padda’ didirikan 5 buah simbuang batu, sedang kerbau yang dikorbankan sebanyak 200 ekor. Ne’Lunde yang pada upacaranya dikorbankan lebih dari 100 ekor kerbau didirikan 3 buah simbuang batu.
Selanjutnya berturut-turut sejak tahun 1907, banyak simbuang batu didirikan dalam ukuran besar, sedang, kecil dan secara khusus pada pemakaman Almarhumah Lai Datu (Ne’ Kase’) pada tahun 1935 didirikan satu buah simbuang batu yang terbesar dan tertinggi. Simbuang batu yang terakhir adalah pada upacara pemakaman Almarhum Sa’pang (Ne’Lai) pada tahun 1962.

Dalam kompleks Rante Kalimbuang tersebut terdapat juga hal-hal yang berkaitan dengan upacara pemakaman yaitu:

1. Lakkian yaitu persemayaman jenazah selama upacara dilaksanakan di Rante

2. Balakkayan yaitu panggung tempat membagi daging secara adat

3. Sarigan yaitu usungan jenasah Langi’ yaitu bangunan induk menaungi sarigan

4. Liang Pa’ / kuburan batu yang dipahat.



0 komentar:

Posting Komentar